Pada tahun 1930 Pemerintah Penjajah membangun penyediaan sarana air bersih yang bersumber dari mata air Timbo-timbo dimana pensuplaiannya khusus diperuntukkan kepada pejabat pemerintah tertentu, Rumah sakit serta MPS.
Setelah jaman kemerdekaan pengelolaan air bersih tersebut diambil alih oleh dinas PU Kabupaten Majene. Dari tahun ketahun kapasitas sumber mata air Timbo-timbo mengalami penurunan yang sangat drastic, sehingga sekitar tahun 1960 sumber mata air timbo-timbo direhabilitasi dan ditambah kapasitasnya melalui pembangunan Bronkaptering yang baru dengan kapasitas seluruhnya 5 l/dt.
Pada tahun 1976 berdasarkan dengan peraturan Daerah No. 5 / PD/ TH / 1976 Tanggal 11 juni 1976 didirikan Perusahaan Daerah Air Minum kabupaten dati II Majene sehingga dengan keluarnya peraturan Daerah tersebut maka praktis Pengelolaan Air Bersih yang sebelumnya dikelola oleh Dinas PU kabupaten dati II Majene dengan sendirinya beralih kepada pihak Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Kabupaten Dati II Majene. Dengan beralihnya pengelolaan Air Bersih kepada PDAM tidak berarti bahwa PDAM sudah mampu untuk mensuplay air bersih kepada masyarakat Kota Majene secara keseluruhan. Tetapi sebaliknya pihak PDAM merasakan semakin berkurangnya debit air dari mata air timbo-timbo, hal ini terbukti di mana PDAM hanya mampu mencatat langganan sekitar 165 sambungan Rumah.
Untuk mengatasi hal ini maka pada tahun 1976, dibangun instalasi pengolahan lengkap Air Bersih dimana sumber airnya diambil dari Sungai Abaga yang mempunyai kapasitas terpasang 40 l/dt dengan Dana yang bersumber dari APBN dan dilaksanakan oleh PSAB ( Proyek Sarana Air Bersih ) Propinsi Sulawesi Selatan . Adapun Pipa transmisi diameter 350 mm sepanjang 5806, Reservoar Salabose dan Pipa – Pipa distribusi semuanya terbangun secara konplit.
Pada Tahun 1980 Sumber Air dari Instalsi Abaga tersebut sudah mulai dioperasikan dan dimana dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Majene. Dari tahun ketahun PDAM terus berbenah dengan penyempurnaan sarana dan prasarana serta manajemen perusahaan , karena penduduk makin bertambah dan kebutuhan akan air bersih terus bartambah sedangkan persediaan air bersih tetap malah cenderung berkurang disebabkan berkurangnya debit air sumber air dai Sungai Abaga.
Pada tahun 1986 PDAM tidak mampu lagi melayani daerah-daerah ujung kota Majene seperti Rangas dan Deteng-deteng dan daerah yang ketinggian.
Pada tahun 1998 PDAM Majene mengembangkan usahanya di daerah Kecamatan dengan terbangunnya Sarana Air Bersih IKK Somba di Ibu Kota kecamatan Sendana dengan Kapasitas terpasang 5 l/dt yang dibangun dengan Dana APBN yang dilaksanakan oleh PSAB Ujung Pandang ( Sul-Sel ). Pada tahun 1991 di bangun sebuah Bronkaptering di kelurahan Mangge dengan kapsitas terpasang 5 l/dt untuk menambah kapasitas guna memenuhi kebuituhan masyarakat Kelurahan Totoli pada Umumnya utamanya pada ujung kota majene seperti rangas dan Deteng-deteng. Upaya –upaya PDAM untuk melayani masyarakat terus diupayakan dengan dibuatnya DED ( Detail Engenering Desain ) Kota Mjene namun tidak dapat diwujutkan sesuai apa yang tertuang dalam DED tersebut disebabkan Kondisi Pendanaan belum mampu untuk mengasdakan pinjaman dan pengembalian pinjaman.
Pada tahun 1985 telah dibangun sebuah instalasi pengolahan lengkap yang berasda di kampung Galung Lombo kec. Tinambung Kabupaten Polmas dengan kapasitas terpasang 20 l/dt yang bersal dari dana APBN TA. 1985 yang dikerjakan oleh PT. Wijaya Kusuma dan dikelola oleh P3P Makassar ( Sul-Sel ), sampai saat ini sudah dilakukan apreting dari 20 l/dt menjadi 40 l/dt dengan dana APBN TA 2009 dan belum dapat diproduksi secara maksimal sesuai dengan kapasitas terpasang. Dari tahun ketahun PDAM terus berbenah diri untuk memenuhi tuntutan masyarakat , namun kondisi Air Baku terus berkurang sehingga pasokan kemasyarakat juga semakin berkurang. Pada tahun 2000 telah diadakan penambahan Kapasitas di Bronkaptering Mangge dari 5 l/dt menjadi 10 l/dt untuk menambah kebutuhan perkembanhan masyarakat kelurahan Totoli kecamatan banggae.
Pada tahun 2003 telah dibangun sebuah sarana Air Bersih di Desa Sendana Kecamatan Sendana dengan kapasitas terpasang 5 l/dt. Dengan sumber dana APBN tahun 2003 yang diperuntukkan untuk melayani kebutuhan dermaga Palipi dan masyarakat palipi dan Banua, namun setelah serlesainya proyek kembali tidak dapat difungsikan akibat datangnya banjir bandang pada akhir tahun 2003 yang menyebabkan Intake mangalami kerusakan, baru tahun 2004 baru dapat difungsikan setelah intake tersebut sudah diperbaiki, namun untuk menjaring pelanggan baru tahun 2006 setelah berita acara penyerahan dari P2SP Makassar. Tahun 2005 telah dibangun Sarana Air Bersih IKK Pamboang yang bersumber dana dari APBN TA 2005 dengan kapasitas terpasang 5 l/dt. Tahun 2006 telah diadakan renovasi sistim prasarana air bersih IKK Somba dengan penambahan kapasitas 5 l/dt dan penambahan jaringan distribusi dan pembuatan intake baru. Tahun 2007 pembangunan prasarana air minum IKK Malunda kapasitas terpasang 10 l/dt dengan desain IPA dari PT Wijaya Kusuma Emindo dengan dana APBN. Tahun 2008 dengan bantuan APBN prasarana Mangge merenovasi dengan penggantian pipa Distribusi Mangge. Tahun 2009 dengan bantuan APBN telah dibangun IKK Banggae Timur dengan kapasitas terpasang 20 l/dt,merenovasi IPA Galung Lombok dengan apreting dari kapasitas 20 l/dt menjadi 40 l/dt. Pada tahun 2009 dibangun IKK tammerodo dengan kapasitas terpasang 10 l/dt dengan sumber dana APBN. Sampai saat in PDAM baru dapat menyediakan prasarana air bersih dengan jumlah kapasitas terpasang seluruhnya 135 l/dt dan kapasitas produksi seluruhnya berjumlah 50 l/dt dengan jumlah sambungan sebesar 6.124.